Bicara karakter maka definisi sederhananya adalah suatu kebiasaan
yang menjadi pengarah dari tindakan tindakan kita yang endingnya jika kita bisa
mengetahui kebiasaan kebiasaan seseorang kita juga bisa mengetahui sikap
seseorang tersebut pada suatu situasi atau kondisi yang terjadi.
Atau dengan kata lain karakter adalah rangkaian tindakan yang terjadi secara spontan(reflex) karena sudah tertanam(pohon
kale tertanam) dalam pikiran dan disebut
dengan kebiasaan.
Domain terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran kita
(otak). Apa yang kita pelajari,apa yang kita alami,apa yang kita lakukan,apa
yang kita kembangkan dan semua yang terjadi dalam perjalanan kehidupan kita
semuanya terekam dalam memori otak kita yang secara otomatis terbagi dan
dismpan di Cirus Cingula dan Hipokampus serta pada Korpus Amigdala.*otak kecil…
Nah dari dalam memori otak kitalah kemudian keluar pola pola pikir
yang akan mempengaruhi tindakan kita.
Apa yang keluar dari rekaman memori otak kita jika sesuai dengan
pola umum maka tindakan nya pun akan sesuai dengan pola umum tersebut dan
hasilnya membawa ketenangan dan kebahagiaan. Jika sebaliknya maka
tindakannya akan menjadikan (DS) Damage dan Suffer.
Jadi perhatikanlah dengan serius pikiran kita.
Sebagai contoh,jika semua info mengatakan bahwa dunia akan kiamat
pada Desember 2012 *mitoszzz. Maka hal ini dapat membuat seseorang menjadi stress,depresi
atau bahkan frustasi karena hal tersebut. Dia menalar berdasarkan pemikiran
akan kepercayaan yang keluar dari pikirannya sehingga kesannya adalah seperti
ini :”Kalau dunia kiamat,maka saya akan ikut mati sementara saya belum pengen
mati,saya ga mau mati,saya masih ingin menikah,bekerja”. Hasil kesannya adalah
dia putus asa.
Keputusasaan bisa membuat orang nekad,rasa ketidak berdayaan akan
mendorong tindakan negatif dengan landasan pikir,toh sama saja tetap akan mati
juga, akan tetapi melalui pikiran juga bisa merobah apa yang dirasakan dengan
memberi kesan “Ah itu hanya isapan jempol semata,hanya Tuhan yang tau kapan
dunia berakhir”.
Dan cara berpikir semacam ini akan memberikan kesan keberdayaan
sehingga kesan ini dapat memberikan harapan dan mampu meningkatkan rasa percaya
diri menghilangkan kesan ketidakberdayaan.
Dengan demikian kita mengerti dan memahami bahwa pengendalian
pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam mengendalikan
pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan,
yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali sehingga
terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus mendapatkan
penderitaan-penderitaan, disadari maupun tidak.
Selanjutnya mari kita perhatikan cerita ini. Seorang suami istri
sedang bermain dengan bayi mungil mereka diruang tamu mereka kemudian tiba tiba
masuk seekor anjing besar dengan galaknya entah punya siapa. Apa yang terjadi?
Apa Respon dan Reaksinya, si istri lari ketakutan, sedangkan sang suami
justru mendekat dan mengusir anjing tersebut agar tidak membahayakan dan, tentu
saja, si bayi yang ada di dekatnya tetap tidak memperlihatkan respon apa-apa
terhadap ular.
Demikianlah kita,kita semua dihadapkan dengan permasalahan yang
sama, yaitu persoalan kehidupan duniawi dengan berbagai dimensinya persoalan
kehidupan sehari hari,pendidikan,pekerjaan sampai persoalan cinta,,tetapi
respon yang kita berikan terhadap permasalahan tersebut berbeda-beda.
Ada diantara kita yang hidupnya tetap penuh semangat,penuh aura
positif tapi ada juga yang hidup penuh keputusasaan,hilang semangat,hilang
pengharapan. Ada yang menjalani hari dengan perasaan bahagia dan ceria, sedangkan
yang lain hidup dengan penuh penderitaan dan keluhan. Padahal kita semua
berangkat dari kondisi yang sama, yaitu kondisi ketika masih kecil yang penuh
semangat, ceria, bahagia, dan tidak ada rasa takut atau pun rasa sedih.
Pertanyaannya adalah “Mengapa untuk permasalahan
dan persoalan persolan yang sama kita memberi respon yang berbeda-beda?”
Hal ini dikarenakan oleh kesan yang berbeda dimana kesan kesan
tersebut dihasilkan dari pola pikir dan kepercayaan yang berbeda mengenai objek
tersebut.
Rincinya adalah secara alami, sejak lahir sampai berusia hingga
sekitar lima tahun, daya nalar seorang anak belum tumbuh sehingga pikiran bawah
sadar masih terbuka dan menerima apa saja informasi yang dimasukkan ke
dalamnya tanpa ada penyeleksian, informasi dari semua sumber yang bisa diserap.
Berawal dari inilah dasar awal terbentuknya karakter sudah terbangun.
Semakin banyak dan beragamnya informasi yang diterima dan
semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin
jelas tindakan, kebiasan, dan karakter unik dari masing-masing kita
Akhirnya ijinkan saya menyimpulkannya secara sang at sederhana dan
praktis sebagai berikut :
1.Karakter dalam diri seseorang sangat penting dimana dimulainya
dari apa yang kita pikirkan oleh karena itu menjaga konsepsi pemikiran kita
sangat penting dalam menjadikan kita manusia yang berkarakter baik.
2. Langkah Praktis Membangun
Karakter Terdiri Dari :
a.Memberi
ruang kepercayaaan pada diri bahwa karakter yang tidak baik bisa diubah
menjadi karakter yang baik.
b.Memiliki keinginan yang menyala-nyala untuk mempunyai karakter yang baik.
c.Belajar dari hal-hal yang kecil.
d.Berlatih terus-menerus sampai menjadi kehidupan sehari-hari.
e.Milikilah hati yang siap untuk dibentuk dan diubah.
3. Hal
Dasar Dalam Membangun Karakter:
*Selalu
berpikir yang positif,baik dan membangun.
*Selalalu
melakukan segala sesuatu dengan sungguh sungguh tanpa sungut sungut
*Tidak
membuka cela untuk bicara atau mendengar hal hal yang negatif.
*Mencari
mentor yang tepat
*Selalu
bertanya dan berbagi jika ada persoalan.
*Berani
mengakui kesalahan dan mau berubah.
*Harus
menyelesaikan setiap persoalan yang masih mengganjal dihati.
4.Tipe
Karakter:
*Tau
& Mau
*Tau
& Tidak Mau
*Tidak Tau & Mau
*Tidak Tau & Tidak Mau.
dan ada lg nih buat para pemimpin..
Ciri-ciri pemimpin
berkarakter ya temen-temen…..Bukan ciri-ciri pemimpin yang ber”korupter”.
Sebagai berikut:1. Jujur terhadap
diri sendiri dan orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan kelemahan dan usaha
untuk memperbaikinya.2. Pemimipin
harusnya berempati terhadap bawahannya secara tulus.3. Memiliki rasa
ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam
menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh
rasa hormat kepada pemimpinnya. 4. Bersikap
transparan dan mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka5. Memiliki
kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional
keilmuan dalam jabatannya.6. Memiliki rasa
kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa
tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.7. Memiliki
kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya
diri, inovatif dan mobilitas.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/1837086-ciri-ciri-pemimpin-berkarakter/#ixzz2CxSN0bkQ
Karl G. Maeser : “Seseorang tanpa karakter adalah seperti kapal tanpa kemudi.”
Revangga Dewa Putra : “ Karakter adalah refleksi hati, cerminan jiwa.”
Gilgerte Beaux : “Untuk meraih sebuah kesuksesan, karakter seseorang adalah lebih penting daripada intelegensia.”
Sekedar memberi warna lain dalam perjalanan hidup.
Semoga Bermanfaat
Salam Persahabatan.
1.Joseph Murphy D.R.S., Rahasia Kekuatan Pikiran Bawah Sadar, (SPEKTRUM, 2002),
2.Budimansyah, D. (2007). “Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks Civic Education di Negara-negara Berkembang”,( Jurnal Acta Civicus, Vol.1)
3.Rangkuman materi pengajaran RDP.